Jumat, 16 Desember 2022

Teknik SEO untuk Optimasi Konten Blogger / WordPress

( Dok. Image - frepik.com - computer )

Cancuters.com - Bagian ini membahas cara optimasi konten untuk search engine. Di sini, Anda akan mempelajari cara SEO WordPress yang meliputi riset keyword, menulis artikel yang dioptimasi, hingga menggunakan internal linking.

1. Lakukan Riset Keyword yang Tepat
Tujuan riset keyword adalah untuk menemukan istilah pencarian yang bisa dikejar dan ditargetkan oleh website Anda. Keyword ini harus bisa memberikan jawaban untuk istilah yang diketik audiens Anda di Google, dan relevan dengan proyek atau bisnis Anda.

Anda bisa menggunakan tool seperti Ubersuggest yang cukup populer dan gratis. Atau, sisihkan sedikit biaya untuk mencoba tool premium seperti Ahrefs atau SurferSEO. Ketiga tool ini bisa menunjukkan potensi traffic keyword tertentu, tingkat kesulitan suatu keyword untuk mendapat posisi di Google, dan rekomendasi penulisan konten.

Keyword memiliki dua jenis, yaitu short-tail atau long-tail.

Short-tail keyword adalah kata kunci yang memiliki panjang hingga tiga kata, umumnya memiliki volume pencarian tinggi dan potensi traffic organik yang lebih besar. Contoh short-tail keyword misalnya: “pemasaran Instagram” atau “iklan TikTok”, yang merupakan frasa keyword yang cocok untuk social media marketing.

Namun, kompetisi short-tail keyword ini sangat ketat, biasanya persaingannya terjadi di antara website dengan otoritas domain tinggi dan merek besar, yang cenderung mendominasi hasil pencarian short-tail keyword.

Long-tail keyword adalah kata kunci yang terdiri lebih dari tiga kata dan biasanya menghasilkan lebih sedikit traffic organik. Contohnya adalah: “berapa biaya Instagram marketing.” Keyword ini persaingannya lebih rendah, dan berpeluang meraih peringkat yang lebih tinggi di SERP. Terlebih lagi, pengguna yang mencari sesuatu dengan long-tail keyword akan 2,5 kali lebih berpotensi menghasilkan konversi.

Kalau Anda baru pernah memiliki website WordPress, cobalah menggunakan long-tail keyword karena lebih mudah untuk mendapatkan peringkat. Setelah mendapatkan traffic dan backlink, mulailah membuat konten berkualitas untuk kata kunci short-tail.

Untuk memilih keyword, Anda harus paham dulu tentang search intent, yaitu tujuan yang ingin dicapai pengguna saat mengetikkan istilah pencarian di Google.

Dengan begitu, Anda pun akan tahu jenis konten seperti apa yang diinginkan pengguna dengan keyword tersebut. Mudahnya, Anda bisa mengetahui search intent dari hasil yang muncul sekarang di Google dan melihat konten apa yang sudah ada di sana dari website kompetitor.

Secara umum, search intent biasanya termasuk dalam kategori berikut:

Navigasi. Pengguna “mencari arah” ke website tertentu dengan mengetikkan nama orang, bisnis, atau brand tertentu ke kolom pencarian Google.
Informasi. Pengguna mencari informasi untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Misalnya, keyword “cara menjual online” berarti pengguna ingin mencari cara berjualan online. Atau, keyword “apa itu domain” berarti mereka ingin mencari definisi domain. Umumnya, hasil untuk keyword ini adalah artikel atau postingan blog.
Komersial. Pengguna ingin melakukan riset tentang produk atau jasa yang akan dibeli. Misalnya, keyword seperti “kursi ergonomis terbaik” atau “dell vs hp untuk gaming”. Umumnya, hasil untuk keyword ini adalah ulasan dan rekomendasi produk.
Transaksional. Pengguna tahu akan membeli apa, tapi sedang memilih mana yang paling baik. Contohnya adalah “jual headset Sony” atau “jasa web developer”. Kueri seperti ini biasanya menampilkan halaman produk atau layanan.

Jadi, pastikan Anda menggunakan keyword yang tepat. Misalnya, kalau punya toko online atau bisnis jasa, coba optimasi untuk keyword transaksional. Kalau menggunakan blog untuk strategi content marketing, cobalah tulis artikel blog dengan keyword informasi.

2. Tulis Konten yang SEO-friendly
Selain keyword, Anda juga harus tahu cara menulis artikel yang dioptimalkan.

Berikut cara menulis artikel SEO-friendly yang baik:

Berikan informasi yang jelas. Tulis poin-poin penting yang menjawab pertanyaan yang paling sering diajukan audiens target. Dengan begitu, pengunjung pun tidak perlu mengunjungi website kompetitor untuk mencari informasi lebih lanjut.
Buat artikel asli dan bukan hasil menyalin. Konten Anda pun akan terjamin originalitasnya, dan sangat mungkin memberikan informasi baru yang belum pernah dibahas kompetitor, dari sudut pandang tersendiri.
Gunakan gaya bahasa yang mudah diikuti. Usahakan gaya bahasanya tetap simpel dan mudah dipahami audiens target. Gunakan struktur kalimat yang tidak rumit, dan hindari kiasan-kiasan yang terlalu sulit dipahami.
Tulisan mudah dibaca. Gunakan paragraf pendek, masing-masing antara tiga sampai lima kalimat. Atau, Anda juga bisa menggunakan poin atau daftar berurutan agar pembaca bisa langsung tahu intinya.
Distribusikan keyword dengan baik. Focus keyword dimasukkan ke seluruh bagian konten secara merata, dan dalam kalimat yang terlihat alami. Jangan terlalu banyak menumpuk keyword dalam satu paragraf.
Pastikan struktur heading rapi. Masukkan beberapa heading agar halaman website atau postingan blog mudah ditelusuri.
Maksimalkan elemen visual. Tambahkan gambar, infografis, atau video agar penyampaian informasi menjadi lebih menarik.
Kalau Anda belum memiliki pengalaman menulis, mungkin sulit untuk memulainya. Tenang, Anda bisa menggunakan tool seperti Asisten Penulisan SEMRush. Plugin ini akan menilai teks berdasarkan keterbacaan, distribusi keyword, keaslian, dan gaya bahasanya.

Atau, kalau artikel atau website Anda menggunakan bahasa Inggris, Anda bisa menggunakan tool cek grammar untuk mengoptimasi tulisan.

3. Masukkan Focus Keyword di Seluruh Bagian Konten
Focus keyword adalah adalah istilah pencarian utama untuk artikel atau halaman website Anda. Dengan memasukkannya beberapa kali di seluruh bagian konten, Google pun akan tahu bahwa artikel Anda membahas informasi yang berkaitan dengan keyword tersebut.

Tapi ingat, jangan berlebihan. Anda bisa kena penalti dari Google karena melakukan keyword stuffing. Selalu pastikan bahwa Anda menulis konten yang seharusnya mudah dibaca dan dimengerti manusia, bukan sekadar memancing Google untuk memberikan peringkat dengan keyword tersebut.

Umumnya, keyword harus mencakup 0,5% dari seluruh jumlah kata dalam artikel. Plugin Yoast bisa membantu menentukan berapa kali keyword harus Anda masukkan dalam konten.

Setelah selesai menulis artikel di WordPress Editor, scroll menurun ke bagian SEO analysis di area meta. Indikator berwarna hijau ini menunjukkan bahwa Anda sudah melakukan langkah optimasi dengan tepat sesuai rekomendasi.

Berikut teknik SEO dalam menggunakan keyword:

Sertakan focus keyword di paragraf pertama. Dengan begitu, mesin pencari bisa langsung tahu apa yang yang menjadi pembahasan utama konten Anda.
Hindari keyword cannibalization. Maksudnya adalah, jangan gunakan focus keyword yang sama untuk beberapa artikel. Setiap artikel harus menargetkan keyword yang berbeda. Kalau terjadi, Anda akan bersaing dengan konten Anda sendiri, dan Google tidak bisa menentukan konten mana yang akan diprioritaskan.
Gunakan sinonim untuk mencegah pengulangan. Google sekarang bisa tahu frasa apa saja yang memiliki arti serupa dalam algoritme mereka. Ingat, masukkan keyword secara alami dalam kalimat dan selalu prioritaskan keyword utama.
Sertakan LSI keyword. Ini adalah istilah yang berkaitan secara semantik dengan focus keyphrase. Misalnya, LSI keyword untuk istilah “eCommerce” bisa menjadi “belanja online”. LSI keyword membantu Google memahami konten secara lebih mendetail.
Seperti yang tadi kami jelaskan, Anda juga perlu memasukkan keyword dalam tag judul dan meta desc.

4. Gunakan Heading yang Terstruktur
Kalau digunakan dengan tepat, heading akan memberikan struktur yang tersusun secara logika pada konten Anda sehingga informasi yang disajikan terlihat lebih alami. Mesin pencari juga akan menggunakannya untuk memahami poin utama topik Anda.

Untuk membuat heading dan subheading di Block Editor WordPress, pilih block heading.

Teknik SEO terbaik untuk memanfaatkan heading adalah dengan menggunakan satu H1 yang berisi focus keyword per halaman atau postingan. Saat Anda menambahkan heading di Editor WordPress, H1 akan digunakan secara default. Tapi, sebaiknya cek ulang karena beberapa tema mungkin mengesampingkan fitur ini.

Kemudian, Anda bisa menggunakan H2 dan H3. Terkadang, H4 sampai H6 mungkin diperlukan, meskipun sebenarnya terlalu banyak heading akan sedikit mengganggu kenyamanan membaca.

Berikut tips menggunakan heading:

Gunakan tag dalam urutan numerik. Tag H2 harus berada di bawah H1, kemudian H3 harus di bawah H2, dan seterusnya. Untuk melihat contoh struktur yang disarankan, Anda bisa melihat daftar isi kami di atas.
Sertakan focus keyword atau variasinya. Ini penting untuk relevansi konten dengan istilah yang ingin Anda targetkan.
Buat heading yang ringkas. Meskipun tidak ada aturan pasti, sebaiknya panjangnya memuat 50 hingga 70 karakter.
Gunakan kalimat tanya. Misalnya, daripada menggunakan “Definisi Cryptocurrency,” cobalah gunakan pertanyaan seperti “Apa itu Cryptocurrency?” lalu beri jawaban di bawahnya. Format ini bisa meningkatkan peluang Anda mendapatkan Featured snippet atau People also ask, seperti contoh berikut:

5. Tambahkan Internal Link dalam Konten
Cara SEO WordPress berikutnya adalah memasukkan internal link yang mengarah ke postingan blog atau halaman lain website Anda dalam kontennya. Link ini akan “membagi” traffic dari konten Anda ke konten yang dirujuk.

Berikut manfaat internal linking:

Menunjukkan hubungan setiap halaman. Artinya, Google akan tahu bahwa suatu konten berhubungan dengan halaman lainnya, yang juga layak untuk di-crawl dan mendapatkan trafik.
Memastikan otoritas. Internal linking bisa menunjukkan link equity konten utama Anda, sehingga bisa mendapatkan ranking lebih tinggi secara tematis.
Navigasi yang efisien. Link internal seperti ini bisa memberikan referensi ke pembaca tentang konten lain yang masih berkaitan, sehingga mereka lebih betah beralama-lama di website Anda.
Konten untuk internal link harus memiliki konteks yang sama dengan postingan saat ini. Misalnya, artikel kami tentang cara instal plugin WordPress berisi internal link ke postingan lain tentang rekomendasi plugin (sama-sama membahas plugin).

Tidak ada aturan jumlah link internal yang boleh dimasukkan, tapi jangan sampai mengganggu tampilan artikel. Buat daftar artikel prioritas yang akan Anda masukkan dalam internal linking, terutama artikel yang ingin Anda targetkan dengan keyword tertentu agar mendapatkan traffic.

Nah, dalam internal linking, ada hal yang disebut anchor text. Jadi, anchor text adalah kata atau frasa yang Anda sisipi internal link (seperti hyperlink). Untuk memudahkan pembaca, sebaiknya pilih anchor text yang menjelaskan topik konten yang dirujuk.

Misalnya, kalau Anda akan merujuk konten tentang IP address, masukkan link internal ke frasa “alamat IP” atau “IP address” juga. Sebab, anchor text ini juga bisa dihitung sebagai keyword bagi artikel yang dirujuk.

Untuk menambahkan anchor text di Block Editor WordPress, highlight kata atau frasa yang Anda inginkan lalu klik simbol link/URL. Lalu, masukkan URL dan pilih Open in new tab jika perlu. Setelah itu, klik tombol Enter.

6. Masukkan Link Eksternal yang Tepercaya
Dengan link eksternal, Anda bisa merekomendasikan materi tambahan kepada pembaca. Jenis link ini juga memberikan petunjuk pada Google tentang relevansi topik artikel Anda dengan istilah yang ditargetkan.

Perbedaan internal link dan external link adalah, internal link merujuk ke website Anda sendiri, sedangkan external link merujuk dan memberikan otoritas ke website lain.

Jadi, website yang Anda rujuk harus kredibel dan tepercaya. Lihat Domain Authority website tersebut, yaitu skor yang menilai peluang suatu website untuk mendapatkan peringkat pada hasil pencarian. Skor yang baik untuk eksternal link adalah antara 70 sampai 100.

Untuk melihat DA website, gunakan tool Analisis domain dari Moz. Selain skor, tool ini juga bisa menunnjukkan jumlah backlink yang dimiliki website dan keyword yang berhasil ditargetkannya.

7. Manfaatkan Konten Video
Konten video kini memiliki tempat tersendiri di antara pengunjung website. Menurut Wyzowl, 69% pengunjung lebih memilih video daripada teks ketika mempelajari suatu produk atau layanan. Video juga berhasil membantu 82% marketer meningkatkan waktu rata-rata kunjungan pembaca.

Saat menggunakan video dalam teknik SEO, perhatikan sumber file Anda. YouTube menjadi yang paling populer, karena memiliki mesin pencarian yang paling banyak digunakan kedua setelah Google, sehingga mudah untuk memperluas jangkauan audiens Anda.

Peluang peringkat di SERP Google juga akan jauh lebih tinggi. Sebuah studi terbaru oleh Moz menunjukkan bahwa 94% dari semua video dengan ranking tinggi berasal dari YouTube.

Selain itu, lebih mudah juga untuk mengoptimasi video untuk Google dengan YouTube, karena ada fitur built-in seperti timestamp. Setelah menguploadnya ke YouTube, Anda bisa memasukkan video YouTube ke website.

8. Lakukan Update Rutin dan Tampilkan Tanggal Update
Konten yang selalu up-to-date turut meningkatkan relevansi dengan istilah pencarian. Kalau postingan atau halaman blog Anda berisi informasi yang sudah kuno, Google kemungkinan besar akan menyingkirkannya dari hasil pencarian.

Jadi, Anda perlu meninjau kembali, mengevaluasi, dan merevisi halaman dan postingan secara teratur.

Untuk mengupdate konten dan halaman, pertimbangkan hal berikut:

Cek ulang search intent. Apakah format artikel Anda sudah sesuai keinginan calon pengunjung? Bisakah artikel Anda memberikan infromasi sesuai istilah pencarian mereka?
Pastikan keakuratan konten. Pastikan informasi Anda tetap akurat dan menghadirkan informasi terbaru sesuai tren niche Anda.
Perjelas informasi yang disajikan. Ini akan meningkatkan kualitas konten sehingga akan lebih melibatkan pembaca dan mendapakan backlink. Berikan tips yang bisa diikuti, sertakan studi kasus, atau kutip sumber yang kredibel.
Ubah judul agar lebih menarik. Ganti judul agar lebih menarik dari artikel sebelumnya, atau bahkan artikel kompetitor.
Cek broken link. Pengunjung mungkin merasa sebal kalau mereka mengklik link yang rusak.
Tambah atau perbarui gambar. Pastikan gambar juga lebih update, serta coba tambahkan ilustrasi atau infografis untuk meningkatkan visualisasi konten.
Terakhir, ada baiknya Anda juga menampilkan tanggal terakhir update untuk menunjukkan bahwa konten memang fresh dan baru saja diperbarui. Gunakan plugin seperti WP Last Modified Info, dan sesuaikan tampilan tanggal.

Semoga Bermanfaat 🔴‼️❤️

Penulis: Hadi Kusuma




Tidak ada komentar:

Posting Komentar